Perkembangan pembangunan konstruksi di Indonesia memacu peningkatan kebutuhan bahan bangunan, salah satu bahan bangunan tersebut adalah baja yang digunakan pada pekerjaan balok komposit. Pelaksanaan pekerjaan balok komposit dapat menggunakan metode kerja shoring atau metode kerja unshoring.
Balok komposit Metode kerja Shoring
Pada metode kerja shoring, pekerjaan balok komposit dikerjakan dengan penyangga, penyangga berfungsi sebagai penahan gaya lendutan pada saat pelaksanaan pekerjaan balok komposit berlangsung.
Gambar balok komposit metode shoring
Balok Komposit Metode kerja Unshoring
Pada metode kerja unshoring pekerjaan balok komposit dikerjakan tanpa penyangga sehingga terjadi penghematan biaya dan waktu pengadaan scaffolding, namun diperlukan pembesaran dimensi profil baja agar kuat menahan beban saat pelaksanaan.
Gambar balok komposit metode unshoring
Pada metode kerja shoring penggunaan profil baja dapat dikurangi karena beban lendutan pada saat pelaksanaan ditahan oleh perancah, sedangkan pada metode kerja unshoring kebutuhan profil baja lebih besar karena harus menahan lendutan pada saat pelaksanaan pekerjaan berlangsung. Dari kedua metode kerja tersebut maka terdapat selisih biaya pelaksanaan. Untuk mengetahui selisih biaya pelaksanaan pekerjaan balok komposit maka dilaksanakan “Analisa Perbandingan Metode Kerja Shoring dengan Metode Kerja Unshoring Pada Balok Komposit”.
Analisa ini dilakukan pada balok dengan bentang 10 m dengan tebal pelat beton 12 cm, mutu baja yang digunakan BJ 37. Dalam analisa digunakan Standar Nasional Indonesia (SNI 03—1729-2002), Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983, serta literatur buku para ahli. Setelah dilakukan perencanaan didapat type baja yang aman terhadap tegangan dan lendutan serta berat baja terkecil yaitu pada metode kerja shoring dipakai profil WF 500×200 sedangkan pada metode kerja unshoring dipakai profil WF 600×200, batasan analisa perhitungan balok komposit
- Penyangga yang digunakan dalam konstruksi balok komposit metode shoring adalah scaffolding sedangkan pada balok komposit metode unshoring pekerjaan dilaksanakan tanpa tiang penyangga.
- Bentang balok komposit 10 m, tebal pelat beton 12 cm, Shear conector yang digunakan adalah tipe paku.
- Baja yang digunakan adalah type WF dengan spesifikasi dan beban sesuai dengan standar nasional Indonesia (SNI 03-1729-2002) serta Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983.
Berapakah perbandingan biaya pekerjaan antara metode kerja shoring dengan metode kerja unshoring pada balok komposit?
Dari hasil perencanaan balok komposit tersebut selanjunya dilakukan analisa biaya pekerjaan dan didapat perbandingan biaya pekerjaan balok komposit metode kerja shoring dengan metode kerja unshoring sebesar 1 : 1,0514 yang berarti bahwa pekerjaan balok komposit dengan metode kerja shoring lebih murah dibanding metode kerja unshoring.
0 komentar:
Posting Komentar